KIAMAT 63 TAHUN LAGI, BENARKAH?

KIAMAT 63 TAHUN LAGI, BENARKAH?

Kiamat merupakan salah satu peristiwa kehancuran alam semesta. Peristiwa ini menandakan bahwa kehidupan akan berakhir. Persitiwa ‘menggerikan’ ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an maupun hadits. Kiamat merupakah salah satu rukun iman yang wajib diyakini kebenaranya oleh umat muslim.  Kiamat sebagai salah satu rukun iman, didasarkan pada hadits shohih Muslim sebagai berikut:

قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِيمَانِ. قَالَ « أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ». قَالَ صَدَقْتَ. صحيح مسلم - (ج 1 / ص 114)
Artinya: malaikat Jibril berkata: “beritahu aku tentang iman”. Rosulpun menjawab: “percaya kepada Alloh, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rosulNya, hari akhir dan ketentuanNya, berbentuk baik maupun buruk”.

Setiap muslim wajib hukumnya mempercayai dan meyakini akan datangnya hari kiamat. Kita tidak diwajibkan mengetahui kapan kiamat itu terjadi, sebab tidak seorang yang mengetahui kapan waktunya kecuali Alloh sang maha pencipta.

Namun akhir-akhir ini, banyak sekali tulisan-tulisan didunia maya yang mengklaim bahwa kiamat akan terjadi beberapa tahun mendatang. Dalam banyak tulisan-tulisan yang telah tersebar luas dimedia social itu dinyatakan bahwa usia alam semesta tidak akan lebih dari 1.500 H. Sehingga kejadikan dahsyat itu diasumsikan terjadi tidak lebih dari 62 tahun yang akan datang, sebab pada saat ini, kita sudah berada ditahun 1.438 H.

Salah dasar yang dijadikan pijakan oleh mereka adalah pernyataan imam al-Suyuthiy dalam kitab al-Hawi li al-Fatawa (al-Kasy ‘an Mujawazah Hadzih al-Ummah al-Alfa). dalam kitab ini beliau menyatakan:

الذي دلت عليه الآثار أن مدة هذه الأمة تزيد على ألف سنة ولا تبلغ الزيادة عليها خمسمائة سنة وذلك لأنه ورد من طرق أن مدة الدنيا سبعة آلاف سنة وأن النبي صلى الله عليه وسلم بعث في أواخر الألف السادسة. الحاوي للفتاوي للسيوطي - (ج 2 / ص 105)
Artinya: atsar-atsar yang ada menunjukkan bahwa masa umat ini [umat nabi Muhammad] lebih dari 1.000 tahun, dan [masa setelah 1.000 tahun tersebut] tidak akan lebih dari 500 tahun. Hal ini disebabkan adanya banyak jalur [hadits yang menunjukkan] usia dunia sebatas 7.000 tahun. Sedangkan nabi Muhammad diutus dipenghujung tahun 6.000. (al-Hawi li Al-Fatawa: II, 105)

Beliau lalu melanjutkan:

ولا يمكن أن تكون المدة ألفا وخمسمائة سنة أصلا. الحاوي للفتاوي للسيوطي - (ج 2 / ص 105)
Artinya: dan tidak mungkin usia dunia sampai 1.500 tahun [setelah kenabian]. (al-Hawi li Al-Fatawa: II, 105)

Kemudian beliau melanjutnya dengan menyebutkan beberapa hadits yang menunjukkan bahwa usia alam semesta tidak akan lebih dari 1.500 H.

Kendatipun hal ini dinyatakan oleh imam al-Suyuthiy, namun perlu kiranya penulis  memberikan beberapa catatan atas statement tersebut.

Bertentangan dengan al-Qur’an
Pernyataan kiamatan akan terjadi sebelum tahun 1.500 –yang berarti 62 tahun dari sekarang- bertentang dengan al-Qur’an.  Dalam al-Qur’an secara tegas dinyatakan bahwa ‘hanya Alloh’ yang tahu secara detail kapan kiamat itu terjadi. Dalam surah al-Ahzab ayat 187, Alloh berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ. 
Artinya: mereka bertanya kepadamu tentang ‘kiamat’, kapankah kiamat itu terjadi? Katakana [hai Muhammad], sesungguhnya yang mengetahui kiamat itu [kapan terjadi] hanyalah Tuhanku. tidak seorangpun yang mengetahui waktunya kecuali Dia semata. (QS. al-Ahzab, 187)

Pada saat nabi Muhammad ditanyai oleh orang-orang Quraisy ‘kapan kiamat terjadi?’, Alloh memerintahkan kepadanya agar menjawab; ‘yang tahu kapan kiamat itu terjadi hanyalah Alloh, tidak seorang mahlukpun yang tahu kapan kiamat itu terjadi kecuali Dia semata’.

Pemahaman ‘hanya Alloh’ yang tahu kapan kiamat itu terjadi bisa kita peroleh dengan memperhatikan secara seksama redaksi ayat diatas. Salah satu kalimat dalam ayat diatas berbunyi  ' إِنَّمَا’ (innama) yang dalam gramatika arab dikenal dengan istilah adat hashriy, yakni sebuah kalimat yang berfungsi untuk menunjukkan prerogratif (pengkhususan). Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa yang tahu ‘secara detail’ kapan kiamat itu terjadi hanyalah Alloh. Dengan demikian, tidak benar dan tidak dibenarkan jika ada sebagian orang [apalagi umat muslim] mengatakan kalau kiamat akan terjadi sebelum tahun 1.500 H atau kurang 62 tahun dari sekarang.

Bertentangan dengan Hadits
Dalam sebuah hadits shohih riwayat Bukhori dan Muslim, Rosululloh bersabda:

قَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِل. صحيح البخارى - (ج 1 / ص 97)
Artinya: malaikat Jibri bertanya: kapankan kiamat [terjadi]?. Rosul menjawab; “tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari pada yang bertanya” (HR. Bukhori Muslim)

Dalam sebuah kesempatan, pada saat Rosul berkumpul dengan para sahabatnya,  datanglah malaikat Jibril dengan wujud laki-laki dan mengajukan beberapa pertanyaan yang langsung dijawab oleh Nabi. Namun, ada satu pertanyaan yang Nabi sendiri tidak tahu jawabanya. Yakni, “kapankah kiamat terjadi?” mendapat pertanyaan ini beliau menjawab “saya tidak lebih tahu dari anda” yang mengisyaratkan bahwa Nabi maupun malaikat Jibril sama-sama tidak mengetahui jawabannya.

Hadits ini secara tegas mengatakan Nabi maupun malaikat Jibril sama-sama tidak tahu kapan kiamat terjadi. Jika Nabi Muhammad dan malaikat Jibril saja tidak tahu, bagaimana mungkinkah orang lain mengetahuinya?

Betentangan dengan Realita

(1) Matahari terbit dari Barat
Dalam kitab al-Hawi li al-Fatawa (al-Kasy ‘an Mujawazah Hadzih al-Ummah al-Alfa) imam Suyuthiy menegaskan:

وأن الناس يمكثون بعد طلوع الشمس من مغربها مائة وعشرين سنة. الحاوي للفتاوي للسيوطي - (ج 2 / ص 105)
Artinya: sesungguhnya manusia akan mendiami [bumi] selama seratus dua puluh (120) tahun setelah terbitnya matahari dari arah barat
   
Menurut beliau, orang-orang akan hidup dimuka bumi selama 120 tahun setelah terbitnya matahari dari arah barat. Jika kiamat benar-benar terjadi sebelum tahun 1.500 H, maka secara matematik, seharusnya matahari terbit dari arah barat pada penghujung abad ke 14. Realiatanya, hingga detik  ini (baca: abad ke 15) kita bisa menyaksikan bersama matahari masih tetap terbit dari arah timur.  Ini menunjukkan bahwa berita umur alam semesta tidak sampai 1.500 H tidak bisa divalidasi kebenarannya.

(2) Keluarnya Dajjal

Imam al-Suyuti mengungkap perihal keluarnya Dajjal sebagai berikut:

ولا بقي يمكن خروج الدجال عن قريب لأنه إنما يخرج على رأس مائة وقبله مقدمات تكون في سنين كثيرة فأقل ما يكون أن يجوز خروجه على رأس الألف أي لم يتأخر إلى مائة بعدها فكيف يتوهم أحد أن الساعة تقوم قبل تمام ألف سنة هذا شيء غير ممكن بل اتفق خروج على رأس ألف وهو الذي أبداه بعض العلماء احتمالا مكثت الدنيا بعده أكثر من مائتي سنة المائتين المشار إليها والباقي ما بين خروج الدجال وطلوع الشمس من مغربها ولا ندري كم هو وإن تأخر الدجال عن رأس ألف إلى مائة أخرج كانت المدة أكثر ولا يمكن أن تكون المدة ألفا وخمسمائة سنة أصلا. الحاوي للفتاوي للسيوطي - (ج 2 / ص 105)
Artinya: tidak mungkin Dajjal keluar dalam waktu dekat, sebab dia akan keluar dipenghujung abad dan sebelumnya akan terjadi permulaan-permulaan dalam kurun waktu yang lama. Kemungkinan kecil Dajjal akan keluar dipenghujung abad ke 10, yakni tidak akan mundur pada abad setelahnya [abad ke 11, pent]. Bagaimana bisa seseorang berasumsi bahwa kiamat akan terjadi sebelum genap 10 abad [pasca kenabian], ini sesuatu yang tidak mungkin. Bahkan disepakati bahwa Dajjal akan keluar dipenghujung abad ke 10 sebagaimana yang dipaparkan oleh sebagian ulama dengan didasarkan pada asumsi. Setelah itu [Dajjal keluar], alam semesta akan tetap ada hingga lebih dari 200 tahun sebagaimana yang saja jelaskan, sedangkan sisanya adalah waktu antara keluarnya Dajjal dan terbitnya matahari dari arah barat, saya sendiri tidak tahu berapa pastinya waktu tersebut. Jika keluarnya Dajjal mundur dari abad ke 10 pada abad ke 11, maka waktunya lebih banyak. Namun tidak mungkin lebih dari 1.500  

Imam al-Suyuthiy menulis kitab al-Hawiy pada tahun 898H. menurut perhitungan beliau, Dajjal tidak mungkin keluar dalam waktu dekat (baca: pada saat beliau menulis kitabnya). Alasannya, sebelum Dajjal keluar akan terjadi permulaan tanda-tanda kiamat. Hingga kitab ini ditulis, beliau tidak menemukan tanda-tanda itu. Imam Suyuthi lalu melanjutkan, kemungkinan Dajjal akan keluar dipenghujung abad ke 10 dan maksimal keluar pada ke 11.

Sekarang kita sudah berda diabad ke 15. Masa yang diperkirakan oleh imam al-Suyuthi sebagai waktu keluarnya Dajjal sudah kita lampui. Namun hingga detik ini, Dajjal belum nampak batang hitungnnya. Kenyataan ini mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa kiamat tidak mungkin terjadi pada 62 yang akan datang ataupun sebelumnya. Sebab, sebagaimana yang diungkapkan oleh imam Suyuthi sendiri, setelah keluarnya Dajjal orang-orang masih bisa hidup dalam kurun waktu lebih dari 200 tahun. Sehingga jika memang benar kiamat akan terjadi pada tahun 1.500, seharusnya Dajjal keluar pada abad ke 13. Realitanya, hingga detik ini Dajjal belum keluar

Kedua premis ini sudah saya anggap cukup sebagai representasi untuk menarik sebuah konklusi (natijah) bahwa kiamat tidak akan terjadi pada abad tahun 1.500 atau 62 tahun yang akan datang.

Menutup pembahasan kali ini, kami kutipkan pernyataan Abu al-Robi’ tentang bagaimana sikap kita terhadap pendapat seorang ulama. kami menulis sedikit kritikan terhadap imam al-Suyuthiy Rahimahulloh bukan karna kami secara keilmuan lebih tinggi dari beliau. pengetahuan kami dibandingkan beliau bagaikan setetes air dilautan.

والرجل أولى منا بأن يصيب ويسلم إلا أنه لا ينكر أن يغلط هذا البشر ونعوذ بالله أن نقصد بهذا الاعتداد على ذي علم أو الغض من ذي حق فإن العلماء هم آباؤنا الأقدمون وهداتنا المتقدمون بأنوارهم نسري فنبصر ونستبصر وإلى غاياتهم نجري فطورا نصل وأطوارا نقصر فلهم دوننا قصب السبق ولهم علينا في كل الآحوال أعظم الحق إذا أصابوا اعتمدنا وإذا أخطأوا استفدنا وإذا أفادوا استمددنا فجزاهم الله عنا أفضل الجزاء ووفقنا لتوفية حقوق الأئمة والعلماء . الاكتفاء بما تضمنه من مغازي رسول الله والثلاثة الخلفاء - (ج 1 / ص 167)
Artinya: para ulama lebih layak dibanding kita dalam hal kebenaran pendapat dan diterima pernyataanya. namun tidak dapat diingkari, beliau adalah manusia biasa yang mungkin saja salah. Aku berlingdung kepada Alloh agar tujuan saya melakukan ini bukanlah untuk menginvasi pendapat seorang ulama yang berilmu, atau mereduksi seorang ulama yang lebih berhak dalam hal ini. Sebab para Ulama adalah para pendahulu dan panutan kita, dengan cahaya keilmuannya, kita bisa berada dijalan yang benar dan berkatnya pula, kita bisa melihat dan memperlihatkan kebenaran. Kita hanya menempuh sejauh apa yang mereka capai, kita hanya bisa sampai pada beberapa tahap yang pernah mereka gapai, mereka adalah pemenang perlombaan (orang-orang yang lebih hebat) dari pada kita. Dalam setiap hal, mereka adalah orang yang paling memiliki hak yang paling besar bagi kita. Tatkala mereka benar, kita pegang teguh pendapatnya, tatkala mereka salah, kita dapat mengambil manfaatnya, tatkala mereka memberikan manfaat, kita dapat memetiknya. Semoga Alloh memberikan balasan yang besar kepada mereka karna telah memberikan banyak hal kepada kita. Dan semoga Alloh memberikan kita taufik agar kita bisa memenuhi hak para imam dan ulama.

REFRENSI
Abu al-Robi’, Sulaiman bin Musa. Al-Iktifa’ bi Ma Tadlommanahu min Maghozi Rosulillah wa al-Tsalasah al-Khulafa’. Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah
Al-Bukhoriy, Abu Abdillah, Shohih al-Bukhoriy. CD. Maktabah Syamilah.
Al-Suyuthiy, Jalaluddin, al-Hawiy li al-Fatawa. Bairut: Dar al-Kutub
Muslim, Ibnu al-Hajja, Shohih Muslim. CD. Maktabah Syamilah.


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "KIAMAT 63 TAHUN LAGI, BENARKAH?"

 
Copyright © 2015 Rihlatuna - All Rights Reserved
Editor By Hudas
Back To Top