HAL-HAL YANG DISUNNAHKAN SETELAH JUM’AT

Berikut bacaan dan wirid yang sunnah diamalkan seusai melaksanakan jum’at berserta faidah-faidahnya.
Syaikh Zainu ddin al-Malibariy dalam kitabnya yang berjudul Fathul Mu’in menyatakan:
فتح المعين - (ص 210)
وَأَنْ يَقْرَأَ عَقِبَ سَلاَمِهِ مِنَ الجُمْعَةِ - قَبْلَ أَنْ يَثْنِيَ رِجْلَيْهِ، وَفِي رِوَايَةٍ: قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ - الفَاتِحَةَ، وَالاِخْلَاصَ، وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ، سَبْعًا سَبْعًا
Artinya: dan disunnahkan pula sesaat setelah salam jum’at dan sebelum ia merubah posisi [dan bentuk] kedua kakinya –dalam satu riwayat, sebelum berbicara- untuk membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nas, masing-masing tujuh kali. (Fathul Mu’in: 210)
Umat muslim yang selesai melaksanakan sholat jum’at sunnah hukumnya membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nas, masing-masing tujuh kali. Semuanya surat-surat al-Qur’an diatas dibaca sebelum ia merubah posisi dan bentuk kaki pada saat tasyahhud akhir. Ketentuan lainnya, bacaan tersebut dibaca sebelum ia berbicara.
Adapun faidah dari bacaan diatas dijelaskan dalam hadits yang dikutip oleh imam Bujarimiy berikut:
حاشية البجيرمي على الخطيب - (ج 2 / ص 205)
وَرَوَى الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { مَنْ قَرَأَ إذَا سَلَّمَ الْإِمَامُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ أَنْ يُثْنِيَ رِجْلَهُ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ سَبْعًا سَبْعًا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَأُعْطِيَ مِنْ الْأَجْرِ بِعَدَدِ كُلِّ مَنْ آمَنَ بِاَللَّهِ وَرَسُولِهِ } وَرَوَى ابْنُ السُّنِّيِّ مِنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { مَنْ قَرَأَ بَعْدَ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ } وَ { قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ } سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعَاذَهُ اللَّهُ بِهَا مِنْ السُّوءِ إلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى } .
Artinya: al-Hafidz al-Mundziriy meriwayatkan dari Anas, bahwasanya nabi Muhammad saw bersabda: “barangsiapa yang membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nas, masing-masing tujuh kali pada saat imamnya selesai salam dan ia belum merubah posisi [dan bentuk] kedua kakinya, maka Alloh akan mengampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang, dan ia akan diberi pahala sejumlah orang yang beriman kepada Alloh dan rosulNya”. Ibnu al-Sunniy meriwayatkan hadits Sayyidah Aisyah bahwsanya nabi Muhammad saw bersabda: “barangsiapa yang membaca Qul Huwallohu Ahad, Qul A’udzubirobbil Falaq, Qul A’udzubirobbin Nas, masing-masing tujuh kali, maka ia aka dijaga oleh Alloh dari keburukan hingga jum’at yang akan datang. (Hasyiyah al-Bujairimiy ala al-Khotib: II, 205)
Imam Romliy menambahkan:
أسنى المطالب - (ج 1 / ص 264)
وَقَالَ الْبَارِزِيُّ فِي كِتَابِهِ فَضَائِلُ الْقُرْآنِ خَرَّجَ ابْنُ وَهْبٍ عَنْ الْحَسَنِ بِرَفْعِهِ قَالَ { مَنْ قَرَأَ عِنْدَ تَسْلِيمِ الْإِمَامِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَهُوَ ثَانٍ إحْدَى رِجْلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يَعْطِفَهَا وَقَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ سَبْعًا وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ سَبْعًا حُفِظَ لَهُ دِينُهُ وَدُنْيَاهُ وَأَهْلُهُ وَوَلَدُهُ } وَخَرَّجَ أَبُو عُبَيْدٍ أَيْضًا عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ مَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ بَعْدَ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ حِينَ يُسَلِّمُ الْإِمَامُ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ سَبْعًا سَبْعًا كَانَ ضَامِنًا قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ أَرَادَ عَلَى اللَّهِ هُوَ وَمَالُهُ وَوَلَدُهُ مِنْ الْجُمُعَةِ إلَى الْجُمُعَةِ
Artinya: al-Bariziy dalam kitabnya yang berjudul Fadloil al-Qur’an menuturkan [bahwa] Ibnu Wahb meriwayatkan sebuah hadits marfu’ dari Hasan, bahwasanya Rosul bersabda: “barangsiapa yang membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nas masing-masing tujuh kali sedang ia belum merubah posisi kaki dari posisi menekuk salah satu kaki [pada saat tasyahhud akhir] serta ia belum berbicara, maka akan dijaga agama, dunia, keluarga dan anaknya”. Abu Ubaid juga meriwayatkan dari Ibnu Syihab [bahwa] Rosul bersabda: “barangsiapa yang membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq dan al-Nas masing-masing tujuh kali setelah imam salam sedang ia belum berbicara, maka Alloh akan menanggungnya”. Abu Ubaid mengatakan: maksudnya, Alloh akan menjaga dia, harta serta anaknya dari jum’at tersebut hingga jum’at yang akan datang. (Asna al-Matholib Syarh Roudoh al-Tholib: I, 264)
Adapun tatacaranya membaca surat-surat diatas, dimulai dengan membaca surat al-Fatihah, kemudian surat al-Ikhlas, lalu surat al-Falaq dan setelah itu surat al-Nas. (Kasyifah al-Saja: 236)
Sebagaimana yang telah dijelaskan, seseorang akan mendapatkan fadilah membaca surat-surat diatas jika ia membacanya sebelum BERBICARA dan MERUBAH POSISI KAKI. Jika ia membacanya setelah berbicara atau merubah posisi kaki, maka ia tidak mendapatkanfadilah-fadilah yang disebutkan dalam hadits diatas, namun ia tetap mendapatkan pahalanya membaca surat-surat al-Qur’an tersebut sebagaimana dijelaskan oleh imam Syarwaniy berikut:
حواشي الشرواني - (ج 2 / ص 464)
الظَّاهِرِ عَدَمُ الِاغْتِفَارِ بِالنِّسْبَةِ إلَى تَرَتُّبِ مَا تَرَتَّبَ عَلَيْهِ ؛ لِأَنَّ الْمَشْرُوطَ يَفُوتُ بِفَوَاتِ شَرْطِهِ وَأَمَّا حُصُولُ الثَّوَابِ فِي الْجُمْلَةِ فَلَا نِزَاعَ فِيهِ
Artinya: yang jelas, [yang demikian itu] tidaklah ditoleransi dalam hal [mendapatkan fadilah] dari bacaan-bacaan tersebut. Sebab, fadilah yang telah ditetapkan tidak akan diperoleh jika syaratnya tidak terpenuhi. Adapun pahala membacanya secara global tidaklah perlu diperdebatkan. (Hawasyiy al-Syarwaniy: II, 464)
Kendatipun seseorang telah berbicara atau merubah posisi kakinya, ia tetap disunnahkan membaca surat-surat diatas dan ia akan mendapatkan pahala membaca surat al-Qur’an.
Setelah selesai membaca surat-surat diatas, disunnahkan juga membaca doa dibawah ini minimal sebanyak empat kali (4x) dan lebih baiknya sebanyak tujuh puluh kali (70x).
اللَّهُمَّ يَا غَنِيُّ يَا حَمِيدُ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيدُ يَا رَحِيمُ يَا وَدُودُ أَغْنِنِي بِحَلَالِك عَنْ حَرَامِك وَبِفَضْلِك عَمَّنْ سِوَاك وَبِطَاعَتِك عَنْ مَعْصِيَتِكَ
Artinya: Ya Alloh, wahai Dzat yang maha kaya, Dzat yang maha terpuji, Dzat yang maha memulai, Dzat yang maha mengembalikan, Dzat yang maha pengasih, Dzat yang maha penyinta. Cukuplah diriku dari rizki halalmu, [jauhkan] dari rizki harammu, Cukuplah diriku dengan anugrahmu dan [jauhkan] dari selainMu, Cukuplah diriku dengan bertaat kepadaMu dan [jauhkan] diriku dari maksiat terhadapMu.
Sebagian dari faidah membaca doa tersebut adalah, Alloh akan memberikan kecukupan harta hingga jum’at yang akan datang, akan diberi rizki yang tidak terduga dan akan dilunasi hutangnya sebagaimana penjelasan imam al-Syarwaniy berikut:
حواشي الشرواني - (ج 2 / ص 464)
قَالَ الْفَاكِهِيُّ فِي شَرْحِهِ عَلَى بِدَايَةِ الْهِدَايَةِ لِلْغَزَالِيِّ مَا نَصُّهُ رَأَيْت نَقْلًا عَنْ الْعَلَّامَةِ ابْنِ أَبِي الصَّيْفِ فِي كِتَابِهِ رَغَائِبُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ مَنْ قَالَ هَذَا الدُّعَاءَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَبْعِينَ مَرَّةً لَمْ تَمْضِ عَلَيْهِ جُمُعَتَانِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ وَذَكَرَ الْفَاكِهِيُّ قَبْلَ هَذَا أَنَّهُ جَاءَ فِي حَدِيثٍ عِنْدَ التِّرْمِذِيِّ حَكَمَ عَلَيْهِ بِالْحُسْنِ وَالْغَرَابَةِ وَحَدِيثٌ عِنْدَ الْحَاكِمِ حَكَمَ عَلَيْهِ بِالصِّحَّةِ مِنْ حَدِيثِ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ وَفِي حَدِيثٍ عِنْدَ أَحْمَدَ وَالتِّرْمِذِيِّ أَيْضًا بِلَفْظِ { أَلَا أُعَلِّمُك بِكَلِمَاتٍ لَوْ كَانَ عَلَيْك مِثْلُ جَبَلِ ثَبِيرٍ دَيْنًا أَدَّاهُ اللَّهُ تَعَالَى عَنْك اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِك عَنْ حَرَامِك }
Artinya: imam al-Fakihiy dalam Syarh Bidayah al-Hidayah karya al-Ghozali mengatakan: saya melihat pernyataan al-Allamah Ibnu Abi al-Shoif dalam kitabnya Roghoib Yaum al-Jum’ah mengatakan, barang siapa yang membaca doa tersebut sebanyak tujuh puluh (70) kali, maka tidak akan terlewati dua Jum’at melainkan Alloh akan memberikan kekayaan (kecukupan) kepadanya. Imam al-Fakihi sebelum menegaskan penjelas diatas menyebutkan sebuah hadits dari Sayyidina Ali riwayat al-Tirmidzi yang dinilai hasan dan ghorib oleh beliau, serta hadits riwayat Hakim yang dinilai shohih oleh beliau, dan sebuah hadits riwayat Ahmad dan al-Tirmidzi juga dengan redaksi “maukah kamu saya ajari berberapa kalimat [doa] yang andaikan kami memiliki hutang sebelas gunung Tsabir, maka Alloh akan melunasinya. [doa tersebut] اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِك عَنْ حَرَامِك. (Hawasyiy al-Syarwaniy: II, 464)
Lalu dilanjutkan dengan membaca doa berikut sebanyak lima kali (5x):
إِلَهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً >< وَلَا أَقْوَى عَلَى نَارِ الْجَحِيْمِ
فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَّاغْفِرْ ذُنُوْبِي >< فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ
Ya Tuhanku, sesungguhnya diriku bukanlah orang yang pantas untuk berada disurga Firdaus, namun aku juga tidak kuat jika harus berada dalam neraka Jahannam
Maka, berilah diriku taubat dan ampuni segala dosa-dosaku, karna enkgkau adalah dzat yang maha pengampun dosa besa
كاشفة السجا لنووي الجاوي - (ص 236)
[فائدة] عن القطب عبدالوهاب الشعراني نفعنا الله به إن من واظب على قراءة هذين البيتين في كل يوم جمعة توفاه الله تعالى على الإسلام من غير شك
Artinya: Dari wali Quthub Abdil Wahhab Al-Sya’rani –semoga Alloh memberikan manfaat beliau kepada kita- “Barang siapa istiqomah membaca dua bait ini pada setiap hari jumat, maka Allah akan mengambil nyawanya dalam keadaan Islam dengan tanpa ragu. (Kasyifah al-Saja: 236)
0 Komentar untuk "HAL-HAL YANG DISUNNAHKAN SETELAH SHOLAT JUM’AT"