HUKUM MENGUCAPKAN ’SEMOGA PANJANG UMUR’ DALAM ISLAM

HUKUM MENGUCAPKAN ’SEMOGA PANJANG UMUR’ DALAM ISLAM

Banyak sekali problematikan kehidupan yang harus dicarikan status hukumnya menurut islam. Sering kali kita melakukan hal-hal atau mengucapkan sesuatu yang kita sendiri tidak tahu bagaimana hukum ‘melakukan’ dan ‘mengucapkan’ hal tersebut dalam pandangan agama.

Salah satu diantaranya adalah mengucapkan ‘semoga panjang umur’. Ucapan ini sering kali diucapkan utamanya pada saat salah seorang teman, kerabat atau saudara kita sedang berulang tahun. 

Lantas, bagaimanakah hukum mengucapkan ‘semoga panjang umur’ menurut kacamata islam?

Mengucapkan ‘semoga panjang umur’ dalam karya islam klasik (baca: kitab kuning) dikenal dengan istilah ‘Tholbaqoh’, yakni ucapakan ‘أَطَالَ اللَّهُ بَقَاءَك’ (semoga Alloh memanjangkan usiamu). 

Adapun hukum mengucapkannya dalam islam, telah dijelaskan oleh imam Zakariyya al-Anshoriy sebagai berikut:

أسنى المطالب  - (ج 4 / ص 186)

( وَأَمَّا الطَّلْبَقَةُ ) أَيْ التَّحِيَّةُ بِهَا وَهِيَ أَطَالَ اللَّهُ بَقَاءَك ( فَقِيلَ بِكَرَاهَتِهَا ) قَالَ الْأَذْرَعِيُّ وَفِيهِ نَظَرٌ بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يُقَالَ : إنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الدِّينِ أَوْ الْعِلْمِ أَوْ مِنْ وُلَاةِ الْعَدْلِ فَالدُّعَاءُ لَهُ بِذَلِكَ قُرْبَةٌ وَإِلَّا فَمَكْرُوهٌ بَلْ حَرَامٌ وَكَلَامُ ابْنِ أَبِي الدَّمِ يُشِيرُ إلَى مَا قَالَهُ .

Artinya: Mengucapkan doa ‘semoga panjang umur’ ada yang mengatakan (qiil) hukumnya makruh. Al-Adzrai berkata: “Hukum makruh diatas perlu dikaji kembali. Perinciannya, jika doa tersebut disampaikan kepada orang yang taat dalam agama, ahli di bidang ilmu, atau pemimpin yang adil, maka mendoakannya ‘semoga panjang umur’ adalah boleh. Jika bukan kepada mereka [yang telah disebutkan diatas], maka hukumnya makruh bahkan haram”. (Asna al-Mathalib, 4/186)

Penjelasan:

Mengucapkan doa ‘semoga panjang umur’ kepada orang yang taat dalam agama, ahli di bidang ilmu, atau pemimpin yang adil, hukumnya boleh. Namun, jika ucapakan tersebut tidak ditujukan kepada orang yang sesuai dengan kriteria diatas, maka hukumnya makruh bahkan haram.