NAPAK TILASPUASA ROMADLON


1. Puasa Sebelum Islam
Dalam dunia keagamaan puasa merupakan ritual yang kuno dan sudah banyak dikenal.Dalam masyarakat yang sudah memiliki peradaban yang sudah maju, seperti mesir dan bangsa Phoenisia , puasa sudah dikenal mereka berpuasa untuk menghomati Izis  mereka juga berpuasa sebelum melaksanakan ritual pengorbanan.Hal ini bertujuan untuk mensucikan orang-orang yang menyaksikan perayaan tersebut .Penganut Hindu Brahma dan Budha di India dan dunia timur melaksanan puasa sesuai dengan aturan yang tertera dalam kitab suci mereka .

Ahli tafsir At-Thabariy menuliskan bahwa umat Nashrani pada masa lalu sudah diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadlan, mereka diharuskan tidak makan semenjak bangun tidur dan tidak bersetubuh sama sekali selama satu bulan penuh .

Pada umumyya bulan puasa jatuh pada musim panas yang sangat terik atau pada musim dingin yang menusuk tulang.Sehingga ibadah ini mengganggu aktivitas perekonomian mereka .Hal ini mendorong para cendekiawan Nasharani untuk bersepakat untuk memindah puasa pada musim semi untuk memudahkan ritual ini bagi umatnya.Mereka menambahkan sepuluh hari sebagai kafarah (penebus) atas perbuatan mereka.Sehingga hari wajib puasa bagi umat Nasrani adalah 40 hari .

Kemudian seorang raja yang pada waktu itu sedang sakit parah bernadzar kepada Allah. Jika ia sembuh maka akan mewajibkan kepada rakyatnya untuk berpuasa satu minggu lamanya. Setelah ia benar-benar sembuh ia menjalankan nadzarnya itu. Hingga kemudia puasa wajib menjadi 47 hari. Setelah sang raja wafat digantikan raja yang lain, raja baru ini memerintahkan agar puasa itu disempurnakan menjadi 50 hari dengan menambah tiga hari .

Dalam versi lain disebutkan bahwa mereka menambahkan 20 hari sebagai kafarat, sehingga puasa wajib dikerjakan umat Nasharani menjadi 50 hari . Kisah ini banyak dituturkan para Mufassirr klasik ketikan menjelaskan maksud kata-kata “orang-orang sebelum kalian” dalam kalimat “hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atasorang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 183)

Masyarakat jahiliyyah arab juga sudah mengenal ibadah ini, sebagaimana diriwayatkan al-Bukhoriy dari Aisyah bahwa kaum jahiliyyah sudah menjalankan tradisi berpuasa setiap hari Asura’ (10 Muharram). Rasulullah kemudian memerintahkan umat islam saat itu untuk menjalankannya .ini terus berlangsung hingga diwajibkannya puasa dibulan Ramadlan pada tahun kedua hijriyyah .

Berpusa disetiap hari kesepuluh bulan Muharram juga menjadi ritual dalam agama yahudi.Mereka bahkan mengagungkannya dan menjadikannya sebagai hari raya.Mereka berkeyakinan hari itu memiliki nilai historis.Hari itru bertepatan dengan tertambatnya perahu Nabi Nuh as dilembah Judi dan delamatkannya Nabi Musa as bersama bani Israil dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Sehingga sebagai ungkapan rasa Syukur  Nabi dan Nabi Musa melakukan puasa setiap tanggal tersebut .

Dalam keyakinan yahudi meramaikan dan merayakan puasa adalah wajib. Umat inilah yang pertama kali membuat perayaan dalam puasa sebelum umat-umat lain. Mereka meniaup Buq untuk menandai berakhirnya puasa dan datangnya hari raya.Dalam tradisi yahudi puasa juga dilakukan ketika seseorang tertimpa musibah.sesudah menunaikan Nadzar mereka juga akan berpuasa untuk menyempurnakan Nadzar mereka .

2. Puasa Dalam Agama Islam
Puasa ramadlan baru diperintahkan kepada Umat Nabi Muhammad saw. Pada bulan sya’ban dua tahun setelah mereka hijrah kemadinah. Itu artinya ibdah puasa baru disyariatka baru 15 tahun setelah diproklamasikannya agama islam. Yang menjadi pertanyaan, mengapa puasa tidak diwajibkan pada era awal kelahiran islam?

Pengemblengan dan penguatan akidah adalah prioritas utama dalam misi dakwah diawal kemunculan islam. Ini bisa kita buktikan dengan adanya perbedaan karakteristik antara surant-surat makkiy dan madaniy.akidah yang tertancap kuat dapat menjadikan perintah syariat mudah diterima dan dijalankan dengan ketulussan dan ketundukan. Berbeda ceritanya jika umat sudah diperintahkan menjalankan kewajiban syariat padahal akidahnya masih rapuh alih-alih syariat akan dijalankan yang terjadi justru mucul penolakan terhadap syariat.

Alasan kedua karna situasi dan kondisi pada saat itu kurang kondusif. Katika masih berada dimekah umat islam masih disibukan dengan berbagai macam terror, siksaan dan intimidasi dari kafir Quraisy. Padahal untuk menjalankan ibadah puasa dibutuhkan suasana tenang dan aman.Kondisi itu baru bisa dirasakan sahabat setelah mereka berimigrasi kemadinah .

3. Asal Muasal Nama Ramadlan dan Nama Bulan Lain dalam Kelender Arab
Dalam tradisi bangsa arab, terdapat kebiasaan ketika menamai sebuah bulan. Mereka senantiasa mengaitkannya dengan fenomena atau momentum tertentu. Seperti penamaan bulan Syawal, yang diambil dari akar kataشولا (Syaul) yang memiliki arti mengangkat. Karna dibulan ini, pada umumnya unta-unta orang arab sedang memasuki masa kawin. Dimana setaip kali menjelang perkawinan, unta memiliki kebiasaan mengangkat ekornya. Fenomena inilah yanag mendorong orang arab menyebut bulan ini dengan nama syawal (yang banyak mengangkatnya). 

Sedangkan bulan setelah syawal disebut dengan Dzul Qo’dah yang secara literal memilki arti yang memiliki posisi duduk karna pada masa ini orang arab umumnya sedang mempersiapkan diri untuk berangkat meunaikan haji. Mereka mendudukkan pantat mereka diatas kendaraan. Karna itulah muncul namaDzul Qo’dah ini. Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arabnya menyebutkan alas an penamaan tersebut adalah karna orang arab banyak yang duduk dan istirahat dari masa perang, berseteru, dan mencari rumput karna datangnya bulan ibadah yang didalamnya dilarang perang dan perbuatn buruk lainnya. Bulan setelahnya disebut dengan Dzul Hijjah yang berarti yang memiliki haji.Karna bulan ini adalah bulan menunaikan ibadah haji, sedang muhammar arti letralnya adalah yang dimulyakan tau diharamkan. Karna memang orang arab memulyakan bulan ini untuk mengagungkan dan memuyakan Allas swt sebagai bentuk bentuk pengagungan, semua suku arab kecuali sulu Khats’am dan Thayyi’ menghentikan peperangan. Mereka mengharamkan perang pada bulan ini.Bulan berikutnya dinamakan Shafar.Pada bulan ini peperang antar suku ini sudah dimulai kembali.Mereka meninggalkan rumah-rumah suku yang mereka serang dalam keadaan kosong karna hartanya dirampas. Dalam bahasa arab disebut Shufr yang bermakna kosong. Sedang, penamaan musim semi dengan namaRabi’ karna bumi sedang memasuki musim semi. Ketika musim semi, banyak turun hujan dari dua bulan yang dipebuhi dengan hujan.Bagian utama dinamakan dengan Rabi’ul Awal dan yang kedua disebut Rabi’uts Tsaniy.Sedang bulan Jumada baik al-Ula atau ats-Tsaniy berasal dari kata Jamuda yang artinya mengeras. Karna pada bulan ini air menjadi keras karna masuk musim dingin. Bulan ini disusul bulan Rajab yang artinya mengagungkan, karna pada bulan ini mereka mengagungkannya dengan cara berhenti berperang. Atau karna waktu itu mereka gunakan untuk memagari tanaman yang baru yang mereka tanam dengan duri agar orang lain takut dan tidak mengganggunya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al-Jamal. Dengan demikian berarti  ia berasal dari kata yang semakna dengan Haa ba(هاب)yang berarti takut. Sedangkan Sya’ban adalah bulan saat tanaman mereka mengeluarkan cabang-cabangnya yang antar satu cabang dengan cabang yang lainnya saling terpisah.Ini berarti diambil dari kata as-Sya’b yang berarti memisahkan .

Sedang Ramadlan berasal dari kata الرمض والرمضاء(sangat panas). Nama ini diambil orang arab karna pada saat memilih nama untuk bulan ini cuaca sedang berada dipuncak panas . Kemudian apa rahasia dipilihnya bulan yang panas ini sebagai bulan untuk menjalankan ritual puasa? Adakah keistimewaan didalamnya?Apa keistimewaan itu?

4. Keistimewaan Ramadlan
Sebagai agama dan aturan universal, islam memiliki desain dan formulasi yang dapat dipakai oleh setaip kelompok bangsa saja. Maka, harus ada penentuan pada bulan mana puasa wajib harus dikerjakan. Karna bila seorang dioperbolehkan memilih bulan yang ia kehendaki maka masing-masing bisa saja beralasan akan berpuas pada bulan depan. 

Untuk menghindari hal tersebut dan agar persatuan umat islam dapat terwujud dalam kondisi dan situasi yang kondusif, yakni situasi dimana setaip orang yang berpusa dapat saling membantu saudaranya yang lain (dengan tidak mengganggu puasanya). Maka harus ada satu bulan tertentu yang ditetapkan.Lalu bulan apakah itu?

Menurut ad-Dahlawi, seorang reformis dari India menuturkan, bulan itu paling tidak harus memiliki keterkaitan dengan ibadah puasa. Bulan itu merupakan bulan yang menjadi dasar bagi agama Nabi terpilih, yang menjadi waktu turunya sumber agama terpilih (baca: al-Qur’an). Tentu bulan yang diperkirakan mejadi waktu turunya lailattul qadar bulan itu tidak lain adalah bulan Ramadlan .

Muhammad ar-Razi ketika menafsirkan ayat Ramadlan (QS.Al-Baqoroh: 186) menyebutkan bahwa ayat tersebut adalah sebagai alasana (illah) dipilihnya bulan ramadlan sebagai bulan puasa.Karna Allah memberikan keistimewaan pada bulan tersebut dengan menurunkan tanda ketuhanan yang paling agung (ayat Rububiyyah) yakni al-Qur’an.Maka manussia sebagai hamba Allah sangat pantas untuk mengabdikan diri dengan mengerjakan ibadah yang menjadi symbol penghambaannya (ayat al-Ubudiyyah) yakni puasa.Namun mengapa yang dipilih sebagai symbol penghambaan adalah puasa, bukan sholat?

Ar-Razi mengalasi hal ini dengan menggunakan argumentasi sufistik.Yakni untuk memutus egoisme manusia (al-Alaiq al-Basyariyyah). Agar setaip manusia dapat mencapai kesadaran akan eksistensi dzat dan mendapat pancaran nur dan mukasyafah (tersingkapnya tabir ketuhanan). Dibutuhkan ritual yang ampuh dan dapat menyingkap hijab-hijab yang menjadi penghalang.Ritual yang ampuh itu adalah puasa.Puasa adalah sebab yang paling kuat (aqwa al-Asbab) untuk menghilangkan ogoisme manusia.Ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa arbab al-Mukasyafah (orang-orang yang memiliki keistimewaan batin) mampu menembus hijab-hijab hanya dengan media puasa .


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "NAPAK TILASPUASA ROMADLON"

 
Copyright © 2015 Rihlatuna - All Rights Reserved
Editor By Hudas
Back To Top