Sering kali
kita mendengar dari ceramah-ceramah para da’I, baik secara langsung atau lewat media
elektronik bahwasanya syetan-syetan di belenggu pada bulan Romadlon. Namun kenyataannya,
sering kita saksikan orang-orang saling menghujat, mencaci maki, mencari-cari
kesalahan orang lain, menggunjing dan sebagaimanya baik melaui media social
atau secara langsung pada bulan Romadlon. Bahkan tidak jarang tindakan dosa
besar secara terang-terangan kerap terjadi dibulan Romadlon. Bukanlah semua itu
tindak kejahatan dan maksiat? Kenapa itu bisa terjadi, bukankah syetan sudah
dibelenggu oleh Alloh?
Pertanyaan demi pertanyaan seperti
diatas mungkin sedikit menggelitik fikiran kita, benarkah syetan-syetan
dibelenggu pada bulan Romadlon? Shohihkah hadits tersebut?
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhori,
Rosululloh bersabda:
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ قَالَ حَدَّثَنِى عُقَيْلٌ عَنِ ابْنِ
شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِى ابْنُ أَبِى أَنَسٍ مَوْلَى التَّيْمِيِّينَ أَنَّ
أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ ، وَسُلْسِلَتِ
الشَّيَاطِينُ » صحيح البخارى - (ج 11 / ص 426)
Artinya: dari Abu Huroiroh, Rosul bersabda:
“apabila bulan Romadlon telah tiba, maka pintu-pintu surga akan dibuka,
pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu.
Hadits yang menjelaskan tentang ‘dibelenggunya syetan pada bulan
Romadlon’ berstatus shohih, hal ini terbukti dimana imam Bukhoriy memasukkannya
dalam kitab Shohihnya, dan sebagaimana diketahui dalam ilmu hadits,
kitab Shohih Bukhoriy merupakan kitab yang menempati posisi puncak dalam
tingkat ke shohihannya.
Setelah kita tahu bahwa hadits yang menjelaskan ‘dibelenggunya
syetan pada bulan Romadlon’ statusnya shohih, pertanyaan yang mungkin masih
mengganjal dalam benak kita, ‘mengapa masih ada keburukan dan maksita pada
bulan Romadlon? Bukanlah yang slalu menggoda umat manusia untuk melakukan
keburukan telah dibelenggu?
Menanggapi pertanyaan ini, para ulama memberikan beberapa jawaban:
1.
Syetan dibulan Romadlon masih bisa mengganggu
dan membujuk umat manusia melakukan perkara-perkara yang dilarang oleh agama,
sekalipun mereka telah dibelenggu, sebab yang dibelenggu bukanlah tubuhnya
secara keseluruhan, melainkan ‘tangan hingga lehernya’. Hal ini bisa dipahami
dengan mencermati redaksi dalam hadits lain yang semakna dengan hadits diatas, dimana salah satu rangkaian
kalimatnya berbunyi “shuffidat al-Syayathinu” yang dalam bahasa arab memiliki arti,
‘yang dibelenggu tangan hingga lehernya’. Sehingga dengan demikian, mereka
masih bisa membujuk manusia melalui bisikan-bisikan jahat mereka. Disebutkan
dalam kitab al-Muntaqo Syarh al-Muwattho’ karya imam Al-Bajiy
al-Andalusiy
( فَصْلٌ ) وَقَوْلُهُ وَصُفِّدَتْ
الشَّيَاطِينُ يَحْتَمِلُ أَنْ يُرِيدَ بِهِ عَلَى الْوَجْهِ الْأَوَّلِ أَنَّهَا
تُصَفَّدُ حَقِيقَةً فَتَمْتَنِعُ مِنْ بَعْضِ الْأَفْعَالِ الَّتِي لَا
تُطِيقُهَا إِلَّا مَعَ الِانْطِلَاقِ وَلَيْسَ فِي ذَلِكَ دَلِيلٌ عَلَى امْتِنَاعِ
تَصَرُّفِهَا جُمْلَةً ؛ لِأَنَّ الْمُصَفَّدَ هُوَ الْمَغْلُولُ الْيَدِ إِلَى
الْعُنُقِ يَتَصَرَّفُ بِالْكَلَامِ وَالرَّأْيِ وَكَثِيرٍ مِنْ السَّعْيِ المنتقى
- شرح الموطأ - (ج 2 / ص 75)
Artinya: (bab tentang setan-setan akan dibelenggu). Mungkin
saja yang dimaksud dalam hadits ini adalah makna pertama, yakni mereka
benar-benar di belenggu, sehingga mereka tidak mampu melakukan banyak hal
kecuali dalam keadaan terlepas. Hadits ini tidak bisa dijadikan dalil bahwa
syetan-syetan tidak bisa melakukan sesuatu secara keseluruhan. Sebab makna
‘mushoffad’ adalah ‘yang diikat tangan hingga lehernya’ sehingga dengan
demikian mereka masih bisa mengganggu manusia dengan ucapan, pemikiran maupun
banyak usaha lainnya
2.
Tugas syetan hanyalah ‘membujuk dan merayu’,
sedangkan pemeran utama kemaksiatan adalah manusia itu sendiri. Sehingga, tanpa
bujukan dan dirayuan syetan sekalipun, manusia masih bisa melakukan
kemaksiatan, karna merekalah pemeran utama sesugguhnya.
( ( إذا دخل رمضان سلسلت الشياطين ) ) أي
جعلت في السلاسل فإن قيل إذا سلسلت الشياطين فكيف تقع المعاصي فالجواب أن المعاصي
تقع بميل الطبع إلى الشهوات المحرمة وليس للشيطان إلا التزيين والتحريض وإذا بعد
المحرض عن المقدام لم يبطل إقدامه كشف المشكل من حديث الصحيحين - (ج 1 / ص 934)
Artinya: (apabila bulan
Romadlon telah tiba, maka syetan-syetan akan dibelenggu) yakni dimasukkan dalam
belenggu. Apabila ada yang bertanya ‘apabila syetan telah dibelenggu, mengapa
masih terjadi kemaksiatan?’. Jawabannya ‘maskiat terjadi karna kecenderungan
jiwa pada keinginan-keingginan yang dilarang oleh agama, syetan hanya
memperindah dan mendorong untuk melakukan, sehingga tatkala syetan menjauh dari
pelaku kemaksiatan, pelaku masih tetap bisa melakukannya kemaksiatan
3.
Yang dibelenggu tidaklah semua syetan,
melainkan hanya sebagian saja, yaitu syetan kelas kakapnya saja. Sedangkan
syetan kelas terinya masih bebas berkeliar dimana-mana untuk mengganggu manusia.
hal ini sebagaimana termaktub dalam Syarh Sunan al-Nasai karya imam
al-Suyuthiy berikut:
أَوْ
الْمُصَفَّد بَعْض الشَّيَاطِين وَهُمْ الْمَرَدَة لَا كُلّهمْ وَالْمَقْصُود
تَقْلِيل الشُّرُور مِنْهُمْ فِيهِ وَهَذَا أَمْر مَحْسُوس فَإِنَّ وُقُوع ذَلِكَ
فِيهِ أَقَلّ مِنْ غَيْره حاشية السيوطي على سنن النسائي - (ج 4
/ ص 129)
Artinya: Atau yang dibelenggu
hanyalah sebagaian syetan yang disebut al-Marodah, bukan semuanya. Maksudnya
dari hadits tersebut adalah mengurangi keburukan mereka dibulan Romadlon. Dan
ini bisa kita saksikan secara langsung, dimana tindakan maksiat dibulan
Romadlon lebih sedikit dari pada bulan-bulan yang lain.
4.
Tindak keburukan dan kemaksiatan tidaklah
slalu berasal dari syetan. Jiwa-jiwa yang busuk, kebiasaan-kebiasaan yang buruk
dan syetan dalam wujud manusia juga kerap menjadi pemicu tindakan kejahatan.
( وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ ) بِضَمِّ الْمُهْمَلَة وَكَسْر الْفَاء
الْمُشَدَّدَة أَيْ شُدِّدَتْ وَأُوثِقَتْ بِالْأَغْلَالِ وَفِي رِوَايَة
وَسُلْسِلَتْ وَهُوَ بِمَعْنَاهُ وَلَا يُنَافِيه وُقُوع الْمَعَاصِي إِذْ يَكْفِي
فِي وُجُودِ الْمَعَاصِي شَرَارَة النَّفْس وَخَبَاثَتُهَا وَلَا يَلْزَمُ أَنْ
تَكُون كُلُّ مَعْصِيَةٍ بِوَاسِطَةِ شَيْطَان وَإِلَّا لَكَانَ لِكُلِّ شَيْطَان
شَيْطَان وَيَتَسَلْسَل وَأَيْضًا مَعْلُومٌ أَنَّهُ مَا سَبَقَ إِبْلِيسَ
شَيْطَانٌ آخَرُ فَمَعْصِيَتُهُ مَا كَانَتْ إِلَّا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ
وَاَللَّه تَعَالَى أَعْلَمُ . حاشية السيوطي على سنن النسائي - (ج 4
/ ص 127)
Artinya: (Shuffidat
al-Syayathinu) dengan dibaca dlommah Shodnya dan dibaca kasroh fa’nya dengan
disertai tasydid, yakni diikat dengan belenggu. Diriwayat yang lain menggunakan
redaksi ‘wa sulsilat’ dan ini semakna dengan ‘wa shuffidat’. Dibelenggunya
syetan tidaklah menafikan terjadinya maksiat, sebab timbulnya maksiat bisa
karna jiwa yang jahat dan buruk. dan setiap maksiat tidaklah slalu karna
perantara syetan, sebab andaikan demikian, tentunya setiap syetan akan memiliki
syetan lain (yang membujuk dia melakuka keburukan- pent) dan begitu seterusnya
hingga tanpa henti. Selain itu, sebagaimana kita ketahui, tidak ada syetan yang
diciptakan sebelum iblis. Maksiat yang dilakukan iblis (membangkang perintah
Alloh untuk sujud pada nabi Adam. Pent) karna dirinya sendiri. Wallohu a’lam
Degan dibelenggunya syetan dibulan Romadlon tidak serta merta
menjadikan orang-orang terbebas dari maksiat, sebab sebagaimana dijelaskan oleh
imam al-Suyuthiy diatas bahwa jiwa-jiwa yang busuk dan kebiasaan-kebiasaan yang
buruk juga kerap menjadi pemicu tindakan kejahatan dan kemaksitan. Tak
terkecuali juga syetan dalam wujud manusia yang slalu mempropagandakan maksiat
kepada orang-orang disekelilingnya.
Semoga dibulan yang penuh ramhat dan ampunan ini, kita dijauhkan
oleh Alloh dari tipu daya mereka. Serta diberi kekuatan olehNya untuk slalu
melaksanakan perintahNya dan menjauhui laranganNya. Amin ya Robbal ‘alamin
Refrensi
Ibnu
al-Jauziy, Abu al-Farj, Kasyf al-Musykil min Hadits al-Shohihain. Riyadl:
Dar al-Wathon
Al-Bajiy,
Abu al-Walid, al-Muntaqo Syarh al-Muwattho’. Kairo: Dar al-Kitab
al-Islamiy
Al-Bukhoriy,
Abu Abdillah, Shohih al-Bukhoriy. CD. Maktabah Syamilah.
Al-Suyuthiy,
Jalaluddin, Hasyiyah al-Syuyuthiy ‘ala Sunan al-Nasa’i. Halb: Maktab
al-Mathbu’ath al-Islamiyyah.

1 Komentar untuk "Setan Dibelenggu di Bulan Romadlon, Namun Mengapa Maksiat Tetap Merajalela?"
bagus pak syid
tapi kemarin saya mendengarkan ceramah live entah siapa kiainya, saya lupa. dalam penyampaiannya beliau bilang bahwa syaitan tidak pernah dibelenggu. beliau membenarkan hadist tersebut namun, menurut biliau "jika manusia bisa melakukan suatu kebaikan dan menjaui dari larangan maka syaitan seakan dikurung atau dibelunggu di bulan Ramadlan". apakah pak.Rosyid pernah menemukan ibarat tentang ini...