HUKUM BERDIRI SAAT PEMBACAAN MAULID NABI


HUKUM BERDIRI SAAT PEMBACAAN MAULID NABI

Pada saat maulid Nabi dibaca (baca: pembacaan Asroqol), orang-orang yang hadir dalam majlis tersebut berdiri dengan tujuan tidak lain adalah untuk memulyakan dan mengagungkan nabi Muhammad saw.


Tradisi yang demikian ini diperbolehkan dan dianjurkan untuk dilakukan (sunnah) sebagaimana dijelaskan oleh para ulama dibawah ini:


فائدة: جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه يقومون تعظيما له وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي وقد فعل ذلك كثير من علماء الأمة الذين يقتدى بهم اه

Artinya: [Penjelasan] Telah menjadi kebiasaan saat orang-orang mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini dianggap bagus karena didalamnya mengandung pengagungan terhadap Nabi, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Alim Ulama yang pantas untuk diikuti. (I’aanah at-Thoolibiin: III, 363)


ومن الفوائد انه جرت عادة كثير من الناس اذا سمعوا بذكر وضعه صلى الله عليه وسلم أن يقوموا تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام بدعة لا أصل لها : أي لكن هي بدعة حسنة , لانه ليس كل بدعة مذمومة . وقد قال سيدنا عمر رضي الله تعالى عنه في اجتماع الناس لصلاة التراويح : نعمت البدعة .

Artinya: Al-Allaamah Burhanuddin Al-Halaby berkata “Termasuk faedah-faedah yang biasa terjadi dikebanyakan masyarakat adalah saat mereka mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, Sesungguhnya berdiri semacam ini termasuk bidah yang tidak ada asalnya namun ia tergolong bidah yang baik karena tidak setiap bidah itu tercela, adalah sayyidina Umar ra berkata saat mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat taraweh “Sebaik-baiknya bidah adalah yang ini”, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Alim Ulama yang pantas untuk diikuti. (As-Sirah al-Halabiyyah: I, 136)

"جرت العادة بأنه إذا ساق الوعاظ مولده صلى الله عليه وسلم وذكروا وضع أمه له قام الناس عند ذلك تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام بدعة حسنة لما فيه من إظهار السرور والتعظيم له صلى الله عليه وسلم بل مستحبة لم غلب عليه الحب والإجلال لهذا النبي الكريم عليه أفضل الصلاة وأتم التسليم

Artinya: Berkata al-Allaamah an-Nabhaany “Telah menjadi kebiasaan saat para penasehat menghaturkan bacaan Maulid Nabi kala tiba pada kalimah وضع أمه له (Beliau dilahirkan oleh ibunya), orang-orang berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini bidah hasanah karena didalamnya mengandung menampakkan kebahagiaan dan pengagungan pada Nabi bahkan dapat tergolong sunah saat dilakukan dengan penuh rasa suka cita dan pengagungan pada Nabi”. (Jawaahir al-Bihaar: III. 383)


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
4 Komentar untuk "HUKUM BERDIRI SAAT PEMBACAAN MAULID NABI"

Emang yg disayangkan banyak orang mengira bahwa ketika acara itu Nabi Hadir, ....sampai sampai ada cerita yg dinisbatkan kepada guru sekompul..bahwa ia Nebarin tepung untuk mengetahui jejak kaki Nabi untuk mematahkan orang yg ingkar...benar tidaknya ..ya
الله عليم....
__

1.Sebelum Menjawab Pertanyaan Tersebut, Pertanyaan Yg Harus Dijawab Terlebih Dahulu Adalah 'Apakah Nabi Muhammad saw Bisa Dilihat Dalam Keadaan Sadar (Tidak Dalam Keadaan Mimpi)?

Pertanyaan Ini Harus Kita Jawab Terlebih Dahulu Agar Tidak Terjadi Kesalahan Dalam Mengambil Kesimpulan

Pakar Hadits Imam Jalaluddin Al-Suyuthiy Memiliki Karya Khusus Berjudul 'Tanwirul Halak Fi Imkani Ru'yatin Nabi wa al-Malak'.
Kitab Ini Secara Khusus Membahas Tentang 'Sangat Dimungkinkan Nabi Muhammad Dilihat Dalam Keadaan Terjaga'.

Beliau Mengatakan:

ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺳﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎﺩﻩ اﻟﺬﻳﻦ اﺻﻄﻔﻰ، ﻭﺑﻌﺪ: ﻓﻘﺪ ﻛﺜﺮ اﻟﺴﺆاﻝ ﻋﻦ ﺭﺅﻳﺔ ﺃﺭﺑﺎﺏ اﻷﺣﻮاﻝ ﻟﻠﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓﻲ اﻟﻴﻘﻈﺔ، ﻭﺇﻥ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻌﺼﺮ ﻣﻤﻦ ﻻ ﻗﺪﻡ ﻟﻬﻢ ﻓﻲ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﻐﻮا ﻓﻲ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﺫﻟﻚ ﻭاﻟﺘﻌﺠﺐ ﻣﻨﻪ ﻭاﺩﻋﻮا ﺃﻧﻪ ﻣﺴﺘﺤﻴﻞ، ﻓﺄﻟﻔﺖ ﻫﺬﻩ اﻟﻜﺮاﺳﺔ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﺳﻤﻴﺘﻬﺎ: ﺗﻨﻮﻳﺮ اﻟﺤﻠﻚ ﻓﻲ ﺇﻣﻜﺎﻥ ﺭﺅﻳﺔ اﻟﻨﺒﻲ ﻭاﻟﻤﻠﻚ، ﻭﻧﺒﺪﺃ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺼﺤﻴﺢ اﻟﻮاﺭﺩ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ: ﺃﺧﺮﺝ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻭﺃﺑﻮ ﺩاﻭﺩ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -: ( «ﻣﻦ ﺭﺁﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻤﻨﺎﻡ ﻓﺴﻴﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻴﻘﻈﺔ ﻭﻻ ﻳﺘﻤﺜﻞ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺑﻲ» )

Banyak Sekali Pertanyaan Tentang Tetlihatnya Nabi Oleh Orang-Orang Bertingkah Laku Baik Dalam Keadaan Sadar. Sekolompok Orang Dimasa Sekarang Yg Tidak Memiliki Bnyak Ilmu Sangat Ekstrim Dalam Mengingkarinya, Takjud dan Menuduh Bahwa Hal Tersebut Mustahil. Oleh Karna Itu, Aku Buat Kitab Ini dan Menamainya 'Tanwir al-Halak fi Imkani Rukyati al-Nabiyyi wa al-Malak'.
Aku Mulai Karya Ini Dg Hadits Shohih Yg Berkaitan Dg Masalah Yg Dibahas. Imam Bukhori, Muslim dan Abu Dawud Meriwayatkan Sebuah Hadits Dari Abu Huroiroh, bbbahwasanya Rosulullloh saw Bersabda: "Barang Siapa Yg Melihatku Dalam Mimpi, Maka Ia Akan Melihatku Dalam Keadaan Terjaga (Sadar), Dan Syetan Tidak Bisa Menyerupaiku"

Setelah Menjelasjan Dalik-Dalil Bahwa Nabi Bisa Terlohat Dalam Keadaan Terjaga, Imam Suyuthiy Menegaskan:

ﻓﺤﺼﻞ ﻣﻦ ﻣﺠﻤﻮﻉ ﻫﺬﻩ اﻟﻨﻘﻮﻝ ﻭاﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺣﻲ ﺑﺠﺴﺪﻩ ﻭﺭﻭﺣﻪ، ﻭﺃﻧﻪ ﻳﺘﺼﺮﻑ ﻭﻳﺴﻴﺮ ﺣﻴﺚ ﺷﺎء ﻓﻲ ﺃﻗﻄﺎﺭ اﻷﺭﺽ ﻭﻓﻲ اﻟﻤﻠﻜﻮﺕ ﻭﻫﻮ ﺑﻬﻴﺌﺘﻪ اﻟﺘﻲ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻗﺒﻞ ﻭﻓﺎﺗﻪ ﻟﻢ ﻳﺘﺒﺪﻝ ﻣﻨﻪ ﺷﻲء، ﻭﺃﻧﻪ ﻣﻐﻴﺐ ﻋﻦ اﻷﺑﺼﺎﺭ ﻛﻤﺎ ﻏﻴﺒﺖ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻣﻊ ﻛﻮﻧﻬﻢ ﺃﺣﻴﺎء ﺑﺄﺟﺴﺎﺩﻫﻢ، ﻓﺈﺫا ﺃﺭاﺩ اﻟﻠﻪ ﺭﻓﻊ اﻟﺤﺠﺎﺏ ﻋﻤﻦ ﺃﺭاﺩ ﺇﻛﺮاﻣﻪ ﺑﺮﺅﻳﺘﻪ ﺭﺁﻩ ﻋﻠﻰ ﻫﻴﺌﺘﻪ اﻟﺘﻲ ﻫﻮ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻻ ﻣﺎﻧﻊ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ، ﻭﻻ ﺩاﻋﻲ ﺇﻟﻰ اﻟﺘﺨﺼﻴﺺ ﺑﺮﺅﻳﺔ اﻟﻤﺜﺎﻝ.


benar-benar bisa ditarik kesimpulan dari hadist-hadits yang sudah terkumpulkan, bahwa Nabi Muhammad Saw HIDUP dengan JASAD dan RUHnya. dan beliau dapat berbuat
apapun yang Beliau inginkan di seluruh penjuru bumi dan langit. dan haibah, kewibawaan, keadaan Beliau masih sama persis seperti sebelum wafat. Beliau tidak terlihat oleh mata sama seperti halnya para malaikat. akan tetapi SEBAGIAN DARI HAMBA-HAMBA ALLOH Yang diberi kemuliaan dan ke khususan, akan dibukakan hijab/penutupnya
oleh Allah ta’ala sehingga bisa
melihat Nabi Muhammad Saw secara terjaga/langsung.

Dg Penjeladan Tersebut Dapat Disimpukan, Nabi Muhammad Bisa Terlihat Dalam Keadaan Sadar Oleh Orang-Orang Yg Diberi Ke Istimewaan Oleh Alloh.

2. Setelah Pertanyaan Diatas Terjawab, Maka Perntanyaan Selanjutnya: 'Apakah Benar Nabi Dapat Hadir Dalam Sebuah Majlis Sholawat'?

Jawaban Perntanyaan Ini, Telah Dijawab oleh Sayyid Ahmad al Barzanji sebagaimana dalam risalah-risalah yang ditulis setelah kitab An Ni'matul Kubra 'alal 'Aalam Fi Maulidi Sayyidi Waladi Aadam halaman 64-65:

ﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﻗﺪﻭﻡ ﺭﻭﺣﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻋﺎﻟﻢ ﺍﻻﺭﻭﺍﺡ ﺇﻟﻰ ﻋﺎﻟﻢ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ ﻭﺣﻀﻮﺭﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﺎﻟﺲ ﺍﻟﺘﻲ ﻳﺬﻛﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﻻ ﺑﺎﺱ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻻ ﺑﻌﺪ ﻓﻲ ﻭﻗﻮﻋﻪ ﻷﻧﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺟﺴﺪﻩ ﺍﻟﻤﻘﺪﺱ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺍﻟﻤﻨﻮﺭﺓ ﻟﻜﻨﻪ ﺣﻲ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﻭﺭﻭﺣﻪ ﺍﻟﻤﻘﺪﺳﺔ ﻛﺎﻟﺸﻤﺲ ﺍﻟﻤﻨﻴﺮﺓ ﻟﺠﻤﻴﻊ ﺍﻵﻓﺎﻕ ﻣﺸﺎﺭﻗﻬﺎ ﻭﻣﻐﺎﺭﺑﻬﺎ ﻭﻗﺪ ﺛﺒﺖ ﻋﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻬﻢ ﺑﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻈﺔ ﻭﺃﺧﺬﻫﻢ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ ﻋﻨﻪ ﺑﻼ ﻭﺍﺳﻄﺔ ﻣﻊ ﻓﻨﺎﺀ ﺩﻳﺎﺭﻫﻢ ﻓﻼ ﻳﺒﻌﺪ ﺃﻥ ﺗﺤﻀﺮ ﺭﻭﺣﻪ ﺍﻟﻤﻘﺪﺳﺔ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﺠﻠﺲ ﻳﺬﻛﺮ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻣﻮﺍﺿﻊ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻭﺑﻠﺪﺍﻥ ﻣﺘﺒﺎﻋﺪﺓ ﻭﻫﻮ ﺃﻣﺮ ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺬﻭﻕ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺍﻟﻜﺮﺍﻡ

Meyakini Hadirnya Rosululloh Saw Dari Alam Ruh ke Alam Nyata Dan Hadirnya Beliau Dalam MAJLIS-MAJLIS YG MENYEBUT ROSUL (Majlis Sholawat) Tidak Menjadi Masalah Dalam Agama, dan Tidak Mustahil Itu Terjadi, Sebab Rosululloh Saw Sekalipin Jasadnya Ada Di Madinah Munawwaroh Namun Beliau Hidup. Ruh Beliau Yg Suci Dapat Menerangi Seluruh Penjuru Dunia Dari Barat Hingga Timur.
Telah Banyak Terjadi Bahwa Orang-Orang Yg Mukasyafah Berkumpul Bersama Nabi Dalam Keadaan Terjaga, Dan Mereka Mengambil Ilmu Dan Hikmah Dari Brliau Tanpa Perantara, Padahal Mereka Masih Di Dunia Yg Fana. Sehingga Tidak Mustahil Ruh Beliau Yg Suci Hadir Dalam Majlis Yg Menyebut Beliau Sekalipun Di Banyak Tempat Dan Daerah-Daerah Yg Berjauhan. Yg demikian Itu Dapat Diterima Oleh Orang-Orang Yg Memiliki Dzauq (Sensitifitas) Yg Shohih Lagi Mulya

lebih jelasnya dapat dilihat disini

http://www.rihlatuna.cf/2017/12/nabi-muhammad-hadir-dalam-majlis-sholawat-.html

 
Copyright © 2015 Rihlatuna - All Rights Reserved
Editor By Hudas
Back To Top