HUKUM MEYAKINI HARI BAIK DAN BURUK UNTUK NIKAH DALAM ISLAM

Mau tanya
Dijawa kan ada istilah hitung"an jawa, senin wage, selasa legi, rabu pahing dll. itu smua ada angka"nya. biasanya dibuat untuk orang yang mau nikah.

Pertanyaanya.
Bgaimana hukum mempercayai hitu"ngan sperti ituu dalam pernikahan???

Jawaban Hukum Meyakini Hari-Hari Tersebut Diperinci Sebagai Berikut:

  1. Jika Dia Meyakini Bahwa Kejadian Baik Dan Buruk Akibat Pengaruh Hari-Hari Tersebut, Maka Bisa Di Hukumi Kufur (kafir). Misalnya, Ada Seseorang Berkeyakinan; Jika Wanita yang lahir Pada Waktu Legi, Menikah Dengan Pria Lahir pada Waktu Pahing, Maka Salah Satunya Akan Mati Terlebih Dahulu, atau Rumah Tangganya Akan Tertimpa Prahara.
  2. Namun, Jika Dia Meyakini Bahwa Baik Dan Buruk Dari Alloh Semata, Sedang Kejadian Baik Dan Buruk Hanyala Kejadian Umum, Dan Tidak Hukum Kausalitas Antar Hari dan Kejadian, Maka Yang Demikian Itu Boleh.


REFRENSI

)مسألة( إذا سأل رجل اخر هل ليلة كذا او يوم كذا يصلح للعقد او النقلة فلا يحتاج إلي جواب لان الشارع نهي عن اعتقاد ذلك وزجر عنه زجرا بليغا فلا عبرة بمن يفعله. وذكرابن الفركاح عن الشافعي انه ان كان المنجم يقول ويعتقد انه لايؤثر الا الله ولكن أجري الله العادة بأنه يقع كذا عند كذا. والمؤثر هو الله عز وجل. فهذه عندي لابأس فيه وحيث جاء الذم يحمل علي من يعتقد تأثير النجوم وغيرها من المخلوقات . وافتي الزملكاني بالتحريم مطلقا. اهـ“ غاية تلخيص المراد ص 206

Artinya:  Apabila seseorang bertanya pada orang lain, apakah malam ini baik untuk digunakan akad nikah atau pindah rumahmaka pertanyaan seperti tidak perlu dijawab, karena nabi pembawa syariat melarang meyakini hal semacam itu dan mencegahnya dengan pencegahan yang sempurna maka tidak ada pertimbangan lagi bagi orang yang masih suka mengerjakannya, Imam Ibnu Farkah menuturkan dengan menyadur pendapat Imam syafii : Bila ahli nujum tersebut meyakini bahwa yang menjadikan segala sesuatu hanya Allah hanya saja Allah menjadikan sebab akibat dalam setiap kebiasaan maka keyakinan semacam ini tidak apa-apa yang bermasalah dan tercela adalah bila seseorang berkeyakinan bahwa bintang-bintang dan makhluk lain adalah yang mempengaruhi akan terjadinya sesuatu itu sendiri (bukan Allah)”. [ Ghayat al Talkhis al Murad Hal 206 ].


فمن اعتقد أن الأسباب العادية كالنار والسكين والأكل والشرب تؤثر فى مسبباتها الحرق والقطع والشبع والرى بطبعها وذاتها فهو كافر بالإجماع أو بقوة خلقها الله فيها ففىكفره قولان والأصح أنه ليس بكافر بل فاسق مبتدع ومثلالقائلين بذلك المعتزلة القائلون بأن العبد يخلق أفعال نفسه الإختيارية بقدرة خلقها الله فيه فالأصح عدم كفرهم ومن اعتقد المؤثر هو الله لكن جعل بين الأسباب ومسبباتها تلازما عقليا بحيث لا يصح تخلفها فهو جاهل وربما جرهذلك إلى الكفر فإنه قد ينكر معجزات الأنبياء لكونها على خلاف العادة ومن اعتقد أن المؤثر هو الله وجعل بين الأسباب والمسببات تلازما عادي بحيث يصح تخلفها فهو المؤمنالناجى إن شاء الله إهـ“ تحفة المريد ص : 58

Artinya: Barangsiapa berkeyakinan segala sesuatu terkait dan tergantung pada sebab dan akibat seperti api menyebabkan membakar, pisau menyebabkan memotong, makanan menyebabkan kenyang, minuman menyebabkan segar dan lain sebagainya dengan sendirinya (tanpa ikut campur tangan Allah) hukumnya kafir dengan kesepakatan para ulama, atau berkeyakinan terjadi sebab kekuatan (kelebihan) yang diberikan Allah didalamnya menurut pendapat yang paling shahih tidak sampai kufur tapi fasiq dan ahli bidah seperti pendapat kaum mu’tazilah yang berkeyakinan bahwa seorang hamba adalah pelaku perbuatannya sendiri dengan sifat kemampuan yang diberikan Allah pada dirirnya, atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara rasio maka dihukumi orang bodohatau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara kebiasaanmaka dihukumi orang mukmin yang selamat, Insya Allah". [Tuhfah al-Muriid 58].


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "HUKUM MEYAKINI HARI BAIK DAN BURUK UNTUK NIKAH DALAM ISLAM"

 
Copyright © 2015 Rihlatuna - All Rights Reserved
Editor By Hudas
Back To Top