HUKUM MENYENTUH AL-QUR'AN BAGI ORANG YANG BERHADTAS
Seseorang dalam keadaaan hadats besar maupun kecil (belum mandi besar atau tidak punya wudlu’) haram hukumnya menyentuh al-Qur’an
Ditegaskan dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab
فِيْ مَذَاهِبِ الْعُلَمَاءِ فِيْ مَسِّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلِهِ مَذْهَبُنَا تَحْرِيْمُهُمَا وِبِه قَاَل أَبُوْ حَنِيْفَةَ وَمَاِلٌك وَأَحْمَدُ وَجُمْهُوْرُ الْعُلَمَاءِ
Pendapat para Ulama tentang menyentuh dan membawa Mushaf [bagi orang yang berhadats]. pendapat kami (ulama Syafi’iyyah) keduanya haram. pendapat ini dinyatakan juga oleh Abu Hanifah, Malik, Ahmad dan mayoritas ulama." (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, II:72)
Baca juga: hukum membaca 'Shodaqollohul 'Adzim'
Larangan menyentuh dan/atau membawa al-Qur’an didasakan pada beberapa dalil, antra lain QS. Al-Waqi’ah: 77-78
إِنَّهُ لَقُرْآَنٌ كَرِيْمٌ (77) فِيْ كِتَابٍ مَكْنُوْنٍ (78) لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ (79) تَنْزِيْلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (80
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara, tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan, diturunkan dari Rabbil ‘alamiin” (QS Al Waqiah 77-80).
Menafsiri ayat diatas, imam Jalaluddin al-Mahalliy dalam Tafsir al-Jalalain mengatakan:
"لَا يَمَسُّهُ" خَبَرٌ بِمَعْنَى النَّهْي "إِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ" الَّذِيْنَ طَهَّرُوْا أَنْفُسَهمْ مِنْ الْأَحْدَاثِ
“LAA YAMASSUHUU” (tidaklah menyentuhnya) kalimat informasi dengan makna larangan, sedang “ILLAL MUTHAHHARUUN” adalah orang-orang yang mensucikan dirinya dari hadats. (Tafsir al-Jalalain 717)
Dalam sebuah Hadits Rosululloh SAW. bersabda:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُخَلَّدٍ نَا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي الرَّبِيْعِ نَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ بَكْرٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ : كَانَ فِيْ كِتَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لِعَمْرِو بْنِ حَزْمٍ أَلَّا تَمَسَّ الْقُرْآنَ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ مُرْسَلٌ وَرُوَاتُهُ ثِقَاتٌ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mukhallid, telah menceritakan kepada kami Hasan bin Abi ar-Rabi', telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq, telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar, dari Abdullah bin Abu Bakar, dari bapaknya, berkata: Adalah terdapat di dalam surat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam kepada ‘Amr ibn Hazm: “Engkau tidak boleh menyentuh al Quran kecuali dalam keadaan suci.”. (Hadits) Mursal, semua rawinya tsiqoh. (HR. Daraquthni).
Dalam hadits lain diterangkan:
وَلَا يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلَّا طَاهِرٌ
"Jangan menyentuh al Quran kecuali orang yang suci." (HR. Ibnu Hibban).

0 Komentar untuk "HUKUM MENYENTUH AL-QUR'AN BAGI ORANG YANG BERHADTAS"